Jimmi Mengaku Terima Keluhan dari Tenaga Pendidik PPPK di Kutim

oleh -295 views
Jimmy, Kurikulum Merdeka Belajar Tenaga Pendidik Bisa Lebih Maksimal Gali Potensi Siswanya
Anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur, Jimmy

SANGATTA – Pemerintah telah mengangkat para tenaga TK2D menjadi PPPK beberapa waktu lalu, hal ini tentunya bertujuan untuk meningkatkan  kesejahteraan para tenaga pendidik yang ada di kabupaten Kutai Timur, meskipun masih banyak guru yang belum terakomodir lantaran keterbatasan kuota yang diberikan pemerintah pusat.

Beberapa waktu ini masih ada beberapa kekurangan yang dikeluhkan oleh para tenaga pendidik tersebut. Hal itu diungkapkan anggota Komisi C DPRD Kutim Jimmi,  Pada Jumat (11/11/2022).

Baca Juga :  Kadiskop, UKM, Ekonomi dan Kreatif Kutim Darsafani Sebut Koperasi Perlu Penguatan Kelembagaan

Terutama permasalahan gaji. Pasalnya pemerintah daerah (pemda) yang melakukan seleksi. Hanya gaji berasal dari pemerintah pusat. Baik melalui dana alokasi umum (DAU) atau dana alokasi khusus (DAK).

“Tapi sampai sekarang belum ada,” ujar Jimmy.

Meskipun pemda tidak memiliki kewenangan untuk memberikan gaji kepada para guru. Mengingat, status kepegawaian tersebut menjadi berdasarkan otoritas pemerintah pusat. Tapi, dia berharap permasalahan tersebut tidak berlarut-larut.

Baca Juga :  Jumlah Peserta Didik Tingkat SLTA Terus Meningkat, Jimmy Akan Kunjungi Disdikbud Kaltim

“Pemerintah bisa segera menyelesaikan permasalahan itu. Sudah ada yang mengadu kepada saya. Kasian mereka menderita,” sebutnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kutim, Kutim Irma Yuwinda menegaskan bahwa gaji para guru yang berstatus PPPK sudah diberikan.

Baca Juga :  Ketua DPRD Kutim Berikan Tanggapan Terkait Wacana Daerah Otonom Baru

“Sudah dialokasikan sejak Agustus lalu. Disesuaikan dengan tahun ajaran baru tahun 2022,” bebernya.

Dia menganggap, apa yang dimaksud guru PPPK tersebut merupakan tunjangan dari pemda. Dia tidak menampik, hal itu masih menjadi polemik. Tidak hanya di Kutim, melainkan hingga seluruh daerah di Indonesia.

“Kan kemampuan setiap daerah berbeda. Tapi kami sudah alokasikan. Sekarang menunggu regulasinya,” tutupnya.