Sangatta – Sebagai bentuk upaya dalam meningkatkan efisiensi dan memastikan kualitas daging yang dihasilkan. Pendirian Rumah Potong Hewan (RPH) di Kutai Timur, harus mendukung tingkat produksi pertenak di Kutim, serta harus disertai dengan pendampingan para peternak di Kutim.
Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur Apansyah, belum lama ini.
“Saya ingin pengembangan RPH itu ya tentunya juga harus disertai pendampingan para peternak di Kutim,” ucap Apansyah.
Apansyah, yang dikenal sebagai alumni Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) tersebut dan menjelaskan bahwa saat ini yang harus menjadi fokus juga adalah produktifitas para peternak di Kutim, Oleh karena itu, diperlukan pendampingan dan peningkatan infrastruktur yang lebih memadai, termasuk RPH yang sesuai dengan perkembangan tersebut.
“Nah bagaimana RPH nya mau jalan kalau yang dipotong tidak ada, kan itu masalahnya, itu salah satu juga berkaitan dengan STIPER tadi peternakan,” ujarnya
Menurutnya, dengan membangun rumah potong hewan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan sektor peternakan, produktivitas peternakan di Kutai Timur dapat ditingkatkan. Dia berpendapat bahwa dengan adanya fasilitas pemotongan hewan yang modern dan efisien, peternak akan didorong untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produksi mereka.
“Karena ya coba pertanyaan saya di 18 kecamatan mana peternakan yang ada dan tidak ada hanya sifatnya hanya musiman saja itu sementara kebutuhan daging kita hanya berapa persen saja yang bisa dipenuhi,” pungkasnya.(bk)