Ahmad Gazali Siap Kawal Penanganan Banjir di Kaubun

oleh -865 views
AG

SANGATTA – Anggota Komisi C DPRD Kutai Timur (Kutim) daerah pemilihan (Dapil) V Ahmad Gazali menyampaikan, sebagai perwakilan rakyat, tentunya harus hadir dan mencari jawaban atas persoalan yang sedang dihadapi oleh rakyat, terutama wilayah dapilnya turut bertanggungjawab untuk mengawal masalah banjir ini, meskipun Desa Pengadan Baru bukan wilayah ring satu.

“Tapi kami menekankan perusahaan pertambangan batubara untuk harus bersikap adil dalam membangun desa tersebut, selain melakukan normalisasi sungai,” ujarnya.

“Kedepannya kepada PT. Ganda Alam Makmur (GAM), untuk Desa Pengadan Baru, Bumi Etam dan Kadungan Jaya, jangan di jadikan ring dua terus. Karena fakta nyata kita yang selalu kena dampak nya. Sehingga saya berharap semoga ada Pembangunan yang nyata,” harap Ahmad Gazali.

Baca Juga :  Disdukcapil Luncurkan Aplikasi SIAP KAWAL Guna Permudah Layanan Adminduk

Dirinya menambahkan, bahwa ide yang ditawarkan oleh Pemuda ini sangat menarik untuk dirembukkan dan dibahas terkait kondisi banjir di Kecamatan Kaubun terutama Desa Bumi Etam SP1 dan Kadungan Jaya.

“Kita harus ambil peran bagaimana menyelesaikan persoalan ini. Saya coba komunikasi dengan pihak pemerintah kecamatan, desa dan perusahaan setempat. Sehingga kita saling bekerjasama untuk duduk berdialog dalam satu agenda,” paparnya.

Baca Juga :  Joni, Pembangunan Inprastruktur Jalan di Pelosok Kutim Terhambat Karena Kawasan Milik Swasta

“Dalam waktu dekat ini kita bicarakan persiapan secara teknis nya bersama Pemuda Kaubun ini. Kita harus adakan pertemuan dengan perusahaan pertambangan batubara PT GAM dan perkebunan Kelapa Sawit, seperti PT Gunta Samba karena beberapa hari ini ada tiga Desa di Kecamatan Kaubun yang selalu mengalami banjir,” sambungnya.

Baca Juga :  Diskominfo Perstik Kutim Gelar Bimtek di Bandung

Selain itu, terkait ketenagakerjaan dirinya berharap semoga di prioritaskan tenaga kerja lokal, dan wajib untuk diberdayakan. Tidak selalu tenaga admin di pertambangan batubara yang harus di datangkan dari luar daerah.

“Jangan persulit anak-anak lokal untuk masuk bekerja. Terakhir, untuk perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Telen dan Gunta Samba untuk segera turun tangan kerjasama untuk membenahi sungai sehingga tidak ada lagi limbah yang tercemar yang mengarah ke Desa yang terdampak,” pungkasnya.(BK)