SANGATTA – Asisten I Pemerintahan Umum dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Kutim, Poniso Suryo Renggono menghimbau para relawan selalu mengingatkan warga agar tidak membuka lahan pertanian atau perkebunan dengan membakar hutan.
“Kita harus lebih giat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya Karhutla dan cara-cara pencegahannya. Hutan boleh dimanfaatkan, tapi harus terencana,” ujarnya.
Poniso menyampaikan, Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan salah satu provinsi dengan luas hutan terluas di Indonesia, yakni seluas 14,6 juta hektare. Saat ini saja dengan keadaan hutan yang terjaga, Kaltim mempunyai potensi perdagangan karbon yang tinggi.
Atas kelebihan emisi karbon yang dimiliki Kaltim awal tahun ini, Indonesia telah menerima pembayaran pertama dari World Bank (Bank Dunia) atas pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di Kaltim. Tentunya kondisi ini menjadi pontesi positif bagi pembangunan hanya dengan menjaga hutan tetap lestari.
Dirinya menambahkan, juga harus melakukan pengawasan terhadap aktifitas masyarakat dan memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggar yang menyebabkan terjadinya Karhutla.
“Menanamkan kewaspadaan dan menanamkan pentingnya pelestarian lingkungan kepada masyarakat yang berada di sekitar kita. Sehingga keamanan wilayah, ketertiban dan perekonomian tidak terganggu dengan kejadian Karhutla,” tuturnya.
“Saya berharap semua pihak dapat menjadi bagian dari solusi dalam menghadapi bencana Karhutla. Mari bersama-sama menciptakan desa yang tangguh, mengurangi risiko bencana, dan meningkatkan ketahanan masyarakat,” harap Poniso.
Dirinya juga menghimbau kepada seluruh personel, baik itu TNI, POLRI, Damkar, BPBD, Manggala Agni, UPTD Kehutanan, Masyarakat peduli Api, Kelompok Tani peduli Api, tim perusahaan maupun relawan agar tetap siaga dan memastikan personil dan peralatan sudah siap siaga setiap saat.
“Terimakasih atas dedikasi dalam perjuangan dalam pencegahan dan penanganan Karhutla dengan mencanangkan langit biru. Semoga Kebersamaan kita pada hari ini menjadi ujung tombak dalam menyelesaikan permasalahan khususnya Karhutla,” tutup Poniso.(Bk)