Kurangnya Dokter Spesialis di Kutim, Novel: Pemerintah Harus Jeli Melihat

oleh -759 views
78f3937442550e17431ea41d673d4527 e1721776950226

Sangatta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Novel Tyty Paembonan, mengungkapkan rasa prihatinnya terkait kurangnya dokter spesialis di beberapa Rumah Sakit (RS) di Kutai Timur, termasuk RS Pratama Muara Bengkal.

Menurutnya, kekurangan ini berdampak serius pada kualitas pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat, dan harus segera ditangani untuk memastikan pelayanan kesehatan yang optimal.

“Terkait hal itu, pemerintah melalui instansi terkait harus benar-benar jeli untuk melihat bahwa, kita memang benar-benar membutuhkan dokter spesialis,” ujar Novel saat ditemui awak media di Gedung DPRD Kutim, Bukit Pelangi Sangatta, Kamis (16/5/2024).

Baca Juga :  Ketua DPRD Kutim Hadiri Pesta Adat dan Budaya Lom Plai di Desa Nehas Liang Bing

Novel menjelaskan bahwa RS Pratama Muara Bengkal secara khusus membutuhkan empat dokter spesialis, yaitu spesialis penyakit dalam, spesialis anak, spesialis kandungan, dan dokter spesialis bedah.

“Empat spesialis dasar ini harus diperhatikan dengan cermat, terutama jika jumlah penduduk di daerah tersebut seimbang dengan perbandingan jumlah tenaga dokter spesialis dan jarak antara rumah sakit dan rumah sakit rujukan jauh,” jelasnya.

Baca Juga :  Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kutim harapkan Pemerintah Percepat Pemulihan Ekonomi

Selain itu, Novel juga menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan dokter spesialis sesuai dengan kondisi ideal. Ia menilai bahwa penyediaan fasilitas dan anggaran yang memadai adalah langkah krusial agar masyarakat di Muara Bengkal dapat menerima pelayanan kesehatan yang berkualitas.

“Kekurangan dokter spesialis ini harus segera diatasi dengan menambah jumlah tenaga medis yang sesuai dengan kebutuhan dan standar pelayanan kesehatan yang diinginkan oleh masyarakat,” tegasnya.

Baca Juga :  Salurkan Aspirasi, Joni Serahkan 10 Unit Mesin Ketinting untuk Kelompok Nelayan Rombong di Dusun Airport

Politisi dari Partai Gerindra tersebut juga mengingatkan bahwa pengisian kekurangan tenaga medis tidak hanya soal kuantitas, tetapi juga kualitas. Hal ini untuk memastikan bahwa pelayanan yang diberikan tidak hanya mencukupi secara jumlah, tetapi juga berkualitas tinggi, sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang berlaku. (bk)