Basti, Buruknya Drainase Jadi Penyebab Banjir di Beberapa Titik Kota Sangatta

oleh -408 views
Basti, Buruknya Drainase Jadi Penyebab Banjir di Beberapa Titik Kota Sangatta
Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Basti Sangga Langi

Sangatta Permasalahan banjir masih kerap terjadi di Kabuptan Kutai Timur, khususnya di wilayah Kota Sangatta  hal ini dikarenakan adanya Drainase yang tidak terawat yang mengakibatkan susahnya air keluar apabila intensitas hujan yang sangat tinggi.

Terkait permasalah tersebut, Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Basti Sangga Langi mengatakan buruknya saluran drainase di sejumlah lokasi di Sangatta. Ia menilai kondisi itu sebagai penyebab banjir saat hujan turun dengan intensitas tinggi.

Baca Juga :  Rakorda Kominfo se Kaltim Resmi di buka, Tingkatkan Sinergitas Transformasi Digital

Untuk itu, Basti berharap kepada instansi terkait agar segera bergerak menangani masalah tersebut.

“Kenapa dikatakan banjir ketika hujan, karena banyak drainasenya masih buntu, ini perlu perbaikan,” ujar Basti, Pada Jumat (11/11/2022).

Basti mencotohkan kondisi drainase di Jalan Yos Sudarso I Desa Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Utara sampai ke terminal taksi. Menurutnya, saluran air di kawasan tersebut masih mandeg alias tidak berfungsi dengan baik.

Baca Juga :  Arang Jau, Ucapkan Terima Kasih Pada PT NAS Atas Bangun Asmara Miau Baru

“Harapan kita agar semua drainase yang ada di Kota Sangatta agar diperbaiki dulu. Bukan menghilangkan banjir tapi mengurangi banjir,” ungkapnya.

Legislator Partai Amanat Nasional (PAN) ini menilai, banyak saluran drainase di wilayah perkotaan tak berfungsi secara maksimal. Saluran drainase yang tidak dilakukan pembersihan maupun pemeliharaan secara berkala.

Baca Juga :  Ketua DPRD Kutim Optimis Kampung Sidrap Tetap Akan Berada di Bawah Kutim

Akibatnya, rumput dan lumpur atau tanah bercampur sampah plastik mengendap di dasar saluran drainase yang membuatnya buntu sehingga air tak bisa mengalir lancar.

“Semua drainase itu buntu penuh dengan dengan kotoran, ada yang rumput. Contoh jalan pendidikan (AW Syahrani-red), kalau kita lewat di situ kita liat itu penuh dengan lumpur,” pungkasnya. (Bk*1)