Sangatta – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengalami kelangkaan gas elpiji 3 kilogram, yang menyebabkan harga naik tajam. Gas elpiji 3 kilogram semakin sulit ditemukan di pangkalan dan pengepul, sehingga warga kesulitan mencari gas tersebut. Di beberapa kawasan, harga gas elpiji 3 kilogram bahkan mencapai Rp 50 ribu per tabung.
Pada tahun 2019, Gubernur Kaltim telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk gas elpiji 3 kilogram, tetapi harga di pangkalan resmi Pertamina wilayah Samarinda dan Kutai Kartanegara (Kukar) sudah melebihi HET. Di Kutim, HET elpiji subsidi seharusnya berada di kisaran Rp 19-20 ribu per tabung, namun setelah didistribusikan ke tingkat pangkalan, harganya naik menjadi sekitar Rp 24 ribu per tabung.
Ketua DPRD Kutim, Joni, mengharapkan situasi ini tidak dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan pribadi. Gas elpiji 3 kilogram seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat tidak mampu, dan dia mengimbau para pedagang untuk bersikap penuh kepedulian terhadap masyarakat lainnya.
“Karena peruntukannya untuk masyarakat tidak mampu. Jangan dijadikan kesempatan mencari keuntungan pribadi,” ujar Joni.
Joni juga meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim untuk segera menindaklanjuti masalah ini dan memberikan perhatian kepada masyarakat yang kesulitan finansial akibat kelangkaan dan kenaikan harga gas elpiji.
“Jangan sampai berlarut-larut, yang kasihan masyarakat. Disperindag harus memberikan perhatian,” pungkasnya. (bk)