Faizal Ingin Petani Menggunakan Metode Modern Dalam Produksi Beras

oleh -555 views
faizal3 1

Sangatta – .Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Faizal Rachman mengatakan bahwa, Dunia pertanian global sudah sangat modern, terlebih lagi untuk alat produksi beras.

Dirinya ingin petani yang ada di Kabupaten kutai timur, mulai merubah produksi beras yang saat ini masih menggunakan metode tradisional menjadi ke cara yang lebih modern, agar kualitas produk yang di hasilkan memiliki kualitas yang mampu berdaya saing di pasaran.

Baca Juga :  Yan, Ajak Pemerintah Duduk Bersama Carikan Solusi Lahan Petani Masuk Kawasan KBK

“Beras kita masih kalah penampilan dari produk dari luar daerah, karena kebanyakan petani kita masih menggunakan Satake (penggiling padi) yang memiliki kualitas yang kurang baik, berbeda dengan petani dari luar yang sudah menggunakan alat yang canggih,” ucap Faizal Rachman

Menurutnya, kenapa para petani masih banyaknya memanfaatkan Satake, karena dengan menggunakan alat tersebut, para petani masih bisa mendapatkan Dedak padi yang masih memiliki ekonomis, sehingga bisa digunakan untuk menutup biaya produksi.

Baca Juga :  Rakor Pengendalian Inflasi d Kutim, PD Terkait Susun Program Kegiatan

“Meskipun sudah memiliki alat yang memadai untuk bisa menghasilkan beras yang bagus, tapi para petani lebih memilih pakai Satake, karena dedaknya banyak karena bisa di jual lagi, nah, ini yang kita minta orientasi pasca panen secara bertahap kita minta di ubah,” paparnya

Namun disisi lain, beras yang di hasilkan petani asal kecamatan kaubun memiliki keunggulan dibandingkan dengan beras yang berasal dari luar daerah di kutim, karena mempunyai tekstur yang bagus terlebih saat dimasak sehingga banyak di minati oleh masyarakat, terutama warga lokal.

Baca Juga :  Beasiswa Kutim Tuntas Masih Tunggu Proses

“Keuntungan kita di sini, karena berasnya baru jadi tanpa bahan pengawet jadi pulen pas di masak, meskipun dari sisi penampilan kita masih kalah bagus dari beras dari daerah Sulawesi dan Jawa,” pungkasnya.(bk)