Arfan: Peran FPKS Sangat Besar untuk Petani Sawit di Kutim

oleh -630 views
WhatsApp Image 2024 06 26 at 12.12.131 696x465 1

Sangatta – Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Timur (DPRD Kutim), Arfan, berpesan kepada Forum Petani Kelapa Sawit (FPKS) Kutim agar bekerja tulus guna memajukan daerah.

Dalam acara pelantikan pengurus FPKS yang baru di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim pada Sabtu (22/6/2024), Arfan memberikan ucapan selamat kepada pengurus yang baru dikukuhkan dan menegaskan peran penting FPKS bagi petani sawit di Kutim.

Baca Juga :  Ramadani Dukung Penuh Kegiatan SSA Usia Dini

“Selamat kepada pengurus Forum Petani Kelapa Sawit Kabupaten Kutai Timur untuk periode kedua ini. Tidak bisa dipungkiri, peran FPKS sangat besar untuk petani sawit di Kutim,” ungkapnya.

Arfan juga mendorong pengurus FPKS untuk menjalin komunikasi yang baik dengan anggota DPRD. Ia berharap agar apa yang disampaikan oleh Bupati dan arahan-arahan yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik.

“Kemudian juga sebagai anggota DPRD, kami minta teman-teman bisa berkomunikasi dengan anggota DPRD agar apa yang dibutuhkan teman-teman forum petani bisa dipenuhi,” tambahnya.

Baca Juga :  Dalam Waktu ditentukan Tidak Selesai ,DPRD Bisa Bentuk Panja atau Pansus

Menjelang kepindahannya ke DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Arfan berjanji akan terus mendukung dan berkoordinasi dengan petani sawit untuk memastikan kebutuhan mereka terpenuhi.

“Ya kebetulan saya tidak lama lagi menjadi anggota DPRD Provinsi Kaltim, Insya Allah nanti kita komunikasikan dengan petani. Kita support-lah kebutuhan sawit,” jelasnya.

Sementara Ketua FPKS Kutim terpilih, Nasruddin, menyampaikan pengelolaan persawitan tidak gampang. Karena itu dia meminta investasi ditingkatkan lagi.

Baca Juga :  Anggota DPRD Kutim Tekankan Pentingnya Raperda Pencegahan HIV/AIDS

Katanya, pemkab bakal mendorong pabrik kelapa sawit untuk investor bisa berinvestasi di Kutim untuk bekerja sama dengan FPKS,” katanya kepada awak media. Alasan dia meminta itu karena petani swadaya tidak punya pabrik. Selama ini mereka hanya menjual di perusahaan.

“Yang memang notabenenya mereka juga sudah punya lahan inti,” ungkapnya. (bk)