SANGATTA – Mengingat musim kemarau masih belum berakhir, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih terus menjadi ancaman. Selain antisipasi agar tidak terjadi karhutla, solusi dan cara untuk penanganan jika terjadi karhutla juga diperlukan.
Terkait hal tersebut, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur Kutim (Kutim), Jimmy mengusulkan pengadaan helikopter bom air (water bombing) sebagai sarana pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dirinya menyampaikan, berkaca dari negara Australia, helikopter bom air berhasil membantu memadamkan Karhutla. Kabupaten Kutim dengan luas wilayah yang cukup besar dengan 18 kecamatan ini dirasa membutuhkan kendaraan udara yang bisa memadamkan api Karhutla.
“Kendaraan pemadaman Karhutla yang dimiliki Kutim saat ini, tidak dapat mengakomodir atau mengakses wilayah yang cukup jauh dalam waktu singkat, seperti Kecamatan Kaubun, Kongbeng hingga Muara Wahau,” kata Jimmy.
Dengan merujuk pada praktik di Jakarta, di mana satu helikopter selalu siaga di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Jimmy mengusulkan adanya satu helikopter yang dapat ditempatkan di Kutim.
“Karena itu kita butuh satu helikopter di Kutim, seperti di Jakarta satu helikopter tetap siaga di kantor BPBD,” harapnya.
Namun, ia juga menyadari bahwa pengadaan helikopter bom air memerlukan fasilitas air yang memadai, seperti kolam air raksasa yang dapat digunakan sebagai sumber air untuk helikopter tersebut.
“Kolam tersebut bisa berupa bendungan atau memanfaatkan air bekas galian tambang sebagai sumber air yang cukup untuk pemadaman Karhutla,” ungkapnya.
Usulan ini dianggapnya sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kesiapan dan kapasitas Kutim dalam menangani bencana Karhutla. Dengan adanya helikopter bom air dan fasilitas penimbah air yang memadai, diharapkan Kabupaten Kutim dapat merespons Karhutla dengan lebih efisien dan efektif, serta meminimalkan kerugian yang ditimbulkan oleh bencana tersebut. (bk)