Soroti Masalah Blank Spot di Kutim, Yusri Yusuf Minta Pemkab Segera Tuntaskan

oleh -587 views
87

Sangatta – Permasalahan jaringan internet di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) masih menjadi perhatian serius, terutama di daerah-daerah pedalaman dan pesisir yang belum terjangkau layanan internet. Hal ini menjadi hambatan besar bagi masyarakat, terutama dalam mengakses informasi dan berkomunikasi, yang berdampak pada sektor pendidikan, ekonomi, dan lainnya.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Yusri Yusuf, mendesak Pemerintah Kabupaten Kutim (Pemkab Kutim) untuk segera menyelesaikan masalah blank spot, atau kawasan tanpa jaringan internet, di wilayahnya.

Baca Juga :  Wakil Ketua II DPRD Kutim Mendorong Peningkatan Fasilitas LPK

“Di wilayah Dapil II saya, masih banyak desa yang tidak ada sinyal internet. Bahkan, ada desa yang sinyal untuk telepon saja tidak ada sama sekali,” kata Yusri Yusuf, saat ditemui awak media di Kantor DPRD Kutim, Kamis (14/11/2024).

Ia menjelaskan bahwa di beberapa daerah seperti Bengalon dan Tepian Langsat, masyarakat masih kesulitan menjangkau sinyal internet, dengan beberapa lokasi bahkan tidak memiliki sinyal telepon.

Baca Juga :  Musim Kemarau Belum Berakhir, Jimmy Ingatkan Masyarakat untuk Tetap Waspada Karhutla

“Kalau di Bengalon, daerah Tepian Langsat itu jaraknya 10 hingga 15 kilometer, kasihan masyarakat dari Tepian Langsat ke Hambur Batu tidak ada sinyal. Mereka sangat berharap ada solusi untuk perbaikan jaringan di daerah tersebut,” tambahnya.

Sebagai anggota Komisi B DPRD Kutim, Yusri Yusuf berharap persoalan blank spot ini menjadi prioritas utama Pemkab Kutim, agar tidak ada lagi wilayah yang terisolasi dalam hal akses informasi. Menurutnya, jika permasalahan jaringan ini terus dibiarkan, masyarakat akan semakin tertinggal informasi, yang tentunya akan berdampak pada pembangunan daerah.

Baca Juga :  Anggota DPRD Kutim Tekankan Pentingnya Sosialisasi Raperda HIV/AIDS di Kecamatan Wahau

“Ini PR besar bagi pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah ini. Jangan sampai masyarakat kita ketinggalan informasi, karena itu akan menghambat perkembangan dan pembangunan di Kutai Timur,” pungkasnya. (bk)