Sangatta – Sektor Pariwisata menjadi fokus utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045 Kabupaten Kutai Timur (Kutim), seperti yang dibahas dalam diskusi publik yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Kutim di Samarinda beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim, Nurullah, menyambut baik langkah ini dan menyatakan kesiapannya untuk mewujudkan sektor pariwisata sebagai penopang utama perekonomian daerah.
“Namun, banyak akses pariwisata kita yang terletak di sekitar kawasan hutan yang belum dapat diintervensi, khususnya untuk mendukung perkembangan pariwisata,” ungkapnya.
Nurullah menekankan bahwa pengembangan pariwisata tergantung pada infrastruktur yang memadai sebagai daya tarik untuk menarik minat wisatawan berkunjung. Hal ini sejalan dengan undang-undang kepariwisataan, UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang pariwisata, dan didukung oleh Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 yang menekankan pentingnya aksesibilitas.
“Kita harus mulai mempersiapkan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sebagai pendorong ekonomi masyarakat melalui pariwisata,” tegasnya.
Dengan adanya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berlokasi di Kalimantan Timur (Kaltim), Nurullah yakin bahwa hal ini akan memacu pertumbuhan pariwisata di Kutim. Ia optimis bahwa destinasi pariwisata di Kutim akan menjadi primadona baru, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Ditambah lagi dengan pembangunan jalan tol Samarinda-Bontang yang akan segera rampung, ini akan menjadi nilai tambah bagi kita. Kita yakin pariwisata kita akan terus berkembang pesat,” tandasnya. (bk)