Sangatta – Semakin meningkatnya jumlah sampah, khususnya untuk jenis sampah rumah tangga merupakan persoalan klasik yang dihadapi Pemerintah, untuk mengatasi hal tersebut Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bersama Bank Sampah Induk Kabupaten semakin intens melakukan sosialisasi dan pembentukan bank sampah guna mengurangi sampah yang dibuang di TPA.
Terkait hal tersebut Dinas LH yang di wakili oleh Kabid pengelolaan sampah dan limbah B3 Sugiyo dan Kasi Pengelolaan Sampah Eddy Supian bersama Anas Rurojiq Adam Ketua Tim pembina Bank Sampah Induk Kabupaten melakukan edukasi melalui Program Sosialisasi pengelolaan sampah Kutim sekaligus membentuk kepengurusan Bank Sampah di RT. 65 (Kanal 3) Perumahan Griya Bukit Pelangi Sangatta Utara, jumat (1/9/2021) malam.
Dalam kegiatan tersebut pembentukan bank sampah ini dilatar belakangi masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan pengelolaan sampah untuk mendapatkan nilai ekonomi.
Adanya bank sampah ini dapat menjadi alternatif untuk mengubah sampah yang tadinya sudah tidak bermanfaat menjadi bermanfaat, dan program pembentukan bank sampah ini dapat membantu mensukseskan program pemerintah dalam hal penanggulangan sampah.
Disampaikan oleh Sugiyo saat ditemui seusai acara bahwa dengan terbentuknya bank sampah di RT. 65 ini maka Dinas LH beserta Bank Sampah Induk Kabupaten akan selalu mensuport agar bank sampah yang sudah terbentuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
“Kami siap apabila diperlukan untuk sosialisasi atau perlu bimbingan dari bank sampah induk Kabupaten dan hal lainnya, kami siap membantu,” ujar Sugiyo.
Dirinya berharap kedepannya sampah dari RT. 65 ini bisa terpilah dari sumbernya sehingga tidak membebani TPA secara umum dan pengangkutannya bisa berkurang.
Sementara itu dikatakan Anas Rurojiq Adam Tim pembina Bank Sampah Induk Kabupaten sangat antusias untuk membentuk bank-bank sampah ditingkat desa dan kecamatan. Hal ini sudah dilakukan di beberapa wilayah, dari desa sangatta selatan, singa gembara sampai ke ujung desa sangkima sudah didatangi.
Lebih jauh Anas mengatakan Bank Sampah Induk sudah bekerjasama dengan rumah industri kreasi, jadi hasil dari unit bank-bank sampah yang sudah terkumpul akan disetor ke rumah industri kreasi untuk dibuat barang kerajinan.
“Kerajinan bisa berbentuk tas atau kerajinan tangan lainnya yang diolah di rumah industri kreasi,” tutup Anas. (Etam1)