Disdikbud Kutim Akan Integrasikan Bahasa Kutai dalam Kurikulum SD

oleh -666 views
image 99 1024x531 1

Sangatta – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) merencanakan integrasi mata pelajaran Bahasa Kutai di jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Langkah ini bertujuan untuk melestarikan dan memperkuat penggunaan bahasa daerah Kutai.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Kurikulum Peserta Didik Pembangunan Karakter dan Penilaian Pembinaan SD, Disdikbud Kutim, Syaiful Imron, setelah menghadiri acara seremoni di SDN 001 Sangatta Utara, yang berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG), Perkantoran Bukit Pelangi, Sangatta, pada Selasa (7/5/2024).

Baca Juga :  David Harap RSUD Kudungga Bisa Pertahankan Predikat Paripurna

“Dalam proses pengembangan kurikulum atau muatan lokal yang diambil dari SD, kami akan menyertakan pelajaran bahasa Kutai,” ujar Syaiful.

Ia menegaskan bahwa tujuan dari pengembangan kurikulum bahasa Kutai ini adalah untuk memperkuat dan melestarikan bahasa daerah Kutai, agar tidak punah.

“Kami mengintegrasikan bahasa daerah ini sebagai muatan lokal dalam kurikulum sehingga tidak hanya dipelajari, namun juga dilestarikan,” tegasnya.

Baca Juga :  Kutim Kembali Berstatus PPKM Level 2, Ini Pesan Ardiansyah

Syaiful mengungkapkan bahwa program kurikulum bahasa Kutai telah dipersiapkan selama dua tahun terakhir.

“Ini merupakan proses bertahap dan sejalan dengan implementasi kurikulum merdeka. Tahun lalu, program ini dimulai di kelas 1 dan 4, kemudian kelas 2 dan 5. Untuk tahun ini, kami akan menerapkannya di kelas 3 dan 6,” paparnya.

Baca Juga :  Mulyono Targetkan Dua Permasalahan Disdikbud Kutim Tuntas

Dengan langkah ini, Syaiful berharap dapat memberikan kontribusi dalam memperkaya pengalaman belajar siswa serta memperkuat identitas budaya lokal di Kutim.

Ia percaya bahwa mempelajari bahasa daerah bukan hanya tentang memahami kata-kata, tetapi juga tentang memahami budaya dan sejarah yang menyertainya. Dengan demikian, siswa dapat memiliki rasa bangga dan penghargaan yang lebih besar terhadap warisan budaya mereka. (bk)