Yan Ipui Sebut Sarpras di Beberapa Sekolah Masih Belum Terealisasi Sepenuhnya

oleh -897 views

SANGATTA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Yan Ipui, menyoroti program Sarana dan Prasarana (Sapras) di beberapa sekolah yang masih terhambat dalam penyelesaiannya. Yan mengungkapkan keprihatinannya atas kelambatan pelaksanaan program tersebut, khususnya terkait penyerapan anggaran.

Menurutnya, meskipun Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan Sistem Pengadaan Barang/Jasa (SPA) online seharusnya memperlancar proses Sapras, namun yang terjadi justru keterlambatan yang cukup signifikan.

Baca Juga :  Bunda PAUD dan Disdikbud Serahkan Seragam Gratis untuk Siswa TK dan SD YPPSB

“Sebelumnya kita berharap LPSE dan SPA secara online dapat mempercepat, namun kenyataannya terjadi kelambatan yang cukup mencolok,” jelas Yan Ipui usai rapat paripurna di kantor DPRD Kutim.

Bahkan, lanjutnya, brdasarkan infirmasi sejumlah proyek Sapras di sekolah-sekolah belum terealisasi meskipun kontraktor sudah siap. Bahkan pihaknya memberikan alasan bahwa proses ini terhambat karena harus melengkapi data administrasi yang belum lengkap.

Baca Juga :  Wakil Ketua DPRD Kutim Berikan Apresiasi kepada Masyarakat Muslim yang Terus Berupaya Meningkatkan Fasilitas PAI

“Mereka bilang ini antri, karena harus lengkap semua data-data administrasi,” jelasnya.

Tak hanya itu, Yan juga mendapatkan informasi bahwa Dinas Pekerjaan Umum (PU) akan kembali melaksanakan proses manual untuk mempercepat penyerapan anggaran. Meski demikian, ia berencana untuk memastikan kebenaran informasi tersebut dengan melakukan pengecekan di setiap dinas terkait.

“Kalau boleh untuk kelancaran penyerapan anggaran, karena kalau kita bertahan di situasi ini maka konsekuensinya pasti nanti anggaran kita tidak terserap,” terangnya.

Baca Juga :  Abdi Firdaus Akan Lakukan Kunjungan ke Kampung Melawan Desa Persiapan Pinang Raya

Yan menyampaikan komitmennya untuk mengecek kebenaran informasi terkait penggunaan sistem manual di setiap dinas terkait sebagai langkah untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi dalam program Sapras di Kutai Timur.

“Itu saya dapat info, dan nanti di cek kebenarannya di dinas tersbut bahwa apakah boleh menggunakan sistem manual,” ungkapnya. (bk)