Rapat Banggar KUA-PPAS, Jimmi: Pembahasan Masih Berjalan dan Belum Capai Kesimpulan Akhir

oleh -549 views
f9adc8ff a601 4fc4 87b2 8866364294ff

Sangatta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Jimmi, menyampaikan bahwa dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) mengenai Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) adalah fokus membahas penjadwalan dan potensi pendapatan daerah. Hingga saat ini, pembahasan tersebut masih terus berjalan dan belum mencapai kesimpulan akhir.

“Rapat kali ini hanya membahas jadwal pembahasan dan potensi pendapatan yang bisa diperoleh. Pembahasan masih berjalan dan belum mencapai kesimpulan akhir,” ujar Jimmi, Selasa (23/07/2024).

Jimmi menjelaskan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar berasal dari profit sharing tambang batu bara, khususnya dari Kaltim Prima Coal (KPC), yang diperkirakan mencapai sekitar 547 miliar rupiah. Namun, jumlah ini masih bisa berubah karena pembahasan belum selesai.

Baca Juga :  Anggota DPRD Kutim Dorong Pemerintah untuk Penuhi Kebutuhan Air Bersih

“PAD terbesar berasal dari profit sharing tambang batu bara, terutama dari KPC, yang diperkirakan mencapai sekitar 547 miliar rupiah. Namun, angka ini masih bisa berubah karena pembahasan masih berlangsung,” jelasnya.

Selain dari sektor pertambangan, ada juga sumber pendapatan dari pungutan perusahaan sawit yang totalnya mencapai sekitar 36 miliar rupiah. Meskipun kontribusinya lebih kecil dibandingkan tambang batu bara, sektor perkebunan memiliki dampak signifikan dalam penyerapan tenaga kerja.

“Selain tambang, ada juga pungutan dari perusahaan sawit yang totalnya sekitar 36 miliar rupiah. Meskipun kecil, sektor perkebunan memiliki penyerapan tenaga kerja yang tinggi,” tambahnya.

Baca Juga :  Lemahnya Serapan Anggaran, Yan: Faktor Kemampuan SDM

Dia menjelaskan bahwa pendapatan dari sawit tidak bisa dibandingkan dengan tambang dalam bentuk profit sharing karena skala pendapatan dari sawit tidak sebesar batu bara. Namun, sektor perkebunan tetap penting karena menyerap banyak tenaga kerja lokal.

“Sawit tidak bisa dibandingkan dengan tambang dalam bentuk profit sharing karena skala pendapatannya tidak sebesar batu bara. Tapi penyerapan tenaga kerja dari sektor perkebunan sangat tinggi,” ungkapnya.

Jimmi juga menekankan pentingnya menguatkan sumber pendapatan daerah (PAD). Pemerintah harus memperhatikan berbagai potensi lain yang bisa menghasilkan pendapatan untuk memastikan keberlanjutan ekonomi daerah.

“Pemerintah harus memperhatikan berbagai potensi pendapatan lainnya untuk memastikan keberlanjutan ekonomi daerah,” tegasnya.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa setiap potensi pendapatan harus dikelola dengan baik dan transparan untuk memastikan kontribusi maksimal bagi pembangunan daerah. Menurutnya, keterlibatan semua pihak dalam proses ini sangat penting.

Baca Juga :  Fraksi Golkar Sampaikan Beberapa Catatan Penting Terkait KUA dan PPAS APBD 2024

“Setiap potensi pendapatan harus dikelola dengan baik dan transparan untuk memastikan kontribusi maksimal bagi pembangunan daerah. Keterlibatan semua pihak sangat penting,” kata Jimmi.

Dengan berbagai potensi yang ada, Jimmi beranggapan bahwa Kutai Timur dapat meningkatkan PAD secara signifikan jika semua pihak dapat bekerja sama dan fokus pada pengelolaan sumber daya yang ada.

“Jika semua pihak dapat bekerja sama dan fokus pada pengelolaan sumber daya, saya optimis Kutai Timur dapat meningkatkan PAD secara signifikan,” tutupnya.