SANGATTA – Dalam upaya mengatasi potensi risiko keamanan jaringan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur, pelatihan telah diberikan kepada seluruh operator Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di berbagai organisasi perangkat daerah (OPD).
Dalam beberapa waktu terakhir, terjadi peningkatan insiden peretasan pada sistem jaringan, baik pada website maupun aplikasi yang digunakan oleh lembaga pemerintahan. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Pemkab Kutai Timur untuk meningkatkan keamanan digital.
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, menyampaikan bahwa meskipun maraknya serangan peretasan, Kabupaten Kutai Timur masih dapat mempertahankan keamanan jaringan. “Tetapi sampai pada saat ini, dari hasil yang dipantau, Kutim alhamdulillah masih aman,” ungkapnya pada Senin (23/10/2023).
Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo Staper) Kutim, Ery Mulyadi, menjelaskan bahwa sosialisasi keamanan jaringan merupakan langkah mitigasi dan tindak lanjut dari implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Indeks SPBE di Kutai Timur mengalami peningkatan, dari 1,03 pada tahun sebelumnya menjadi 2,79 pada tahun ini, menunjukkan kategori baik.
“Sebagai informasi, kami juga telah memiliki pengamanan jaringan sendiri dengan pemasangan firewall. Saat pemasangan, ada 15 negara yang mencoba masuk ke sistem kami,” jelasnya.
Meskipun terdapat upaya penetrasi dari negara-negara tersebut, Kabupaten Kutai Timur berhasil menjaga keamanan jaringan dan menanggulangi potensi ancaman tersebut dengan bantuan Diskominfo Staper.
Untuk memastikan kesadaran dan peningkatan keamanan di seluruh OPD, seluruh operator yang menangani TIK di masing-masing OPD diundang untuk mengikuti sosialisasi yang diselenggarakan. (bk)