Wakil Ketua DPRD Kutim Mendorong Dinkes untuk Meniru Pola Perekrutan Tenaga Medis Seperti saat Covid 19

oleh -509 views
WhatsApp Image 2022 11 14 at 19.11.32

Sangatta – Wakil Ketua DPRD Kutai Timur (Kutim), Arfan, mendorong Dinas Kesehatan untuk meniru pola perekrutan tenaga medis yang dilakukan selama pandemi COVID-19 guna memenuhi kebutuhan tenaga medis di Rumah Sakit Muara Bengkal dan memastikan operasionalnya berjalan. Menurutnya, saat pandemi COVID-19, banyak tenaga medis direkrut untuk menangani pasien, dan hal tersebut terbukti berhasil.

“Jadi, jika saat ini kekurangan tenaga medis di RS Muara Bengkal, dapat direkrut dengan pola yang sama seperti saat pandemi COVID-19. Dulu banyak tenaga medis yang direkrut dan kebutuhan terpenuhi. Jika saat ini masih kekurangan, mungkin karena mereka menginginkan gaji yang tinggi karena wilayah tersebut terpencil. Oleh karena itu, harus ada solusi, misalnya dengan menaikkan gaji mereka, terutama bagi dokter spesialis,” ujarnya.

Baca Juga :  apel terpadu operasi ketupat jelang idul fitri 1444 H

Untuk jangka panjang, Arfan menyebut Dinas Kesehatan harus merespons usulan Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang, yang mengusulkan agar anak-anak asal Kutim diberi kesempatan untuk kuliah kedokteran di Universitas Mulawarman (Unmul), dengan harapan mereka dapat kembali dan mengabdi di Kutim, terutama di Muara Bengkal setelah lulus.

Baca Juga :  Joni Hadiri Rakor Perencanaan dan Pengembangan TJSL Kutim

“Kita membuka peluang bagi anak-anak kita untuk menempuh pendidikan kedokteran dengan biaya yang kita tanggung. Jika perlu, anak-anak dari Muara Bengkal dan sekitarnya dapat dibiayai agar nantinya mereka dapat kembali dan menjadi dokter di daerah tersebut,” tambahnya.

Hal ini dilakukan agar dalam jangka panjang, tidak perlu lagi mengandalkan tenaga medis dari luar yang tentu saja membutuhkan gaji yang tinggi.

Baca Juga :  Ketua DPRD Kutim Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan ke 77

Sebagai informasi, Rumah Sakit Muara Bengkal membutuhkan 141 tenaga medis, namun saat ini baru 23 orang yang telah direkrut, dan mereka berasal dari berbagai Puskesmas di Kutim. Sementara itu, belum ada dokter spesialis yang bergabung. Padahal, setidaknya diperlukan empat dokter spesialis untuk memenuhi kebutuhan di rumah sakit tersebut.(bk)