Wabup Kasmidi Lakukan Kunjungan ke Tempat Budidaya Maggot di Sleman

oleh -707 views
4cc5462f 7c58 4c45 86e7 0e23fa5fa82b scaled

Sleman – Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang yang sekaligus Ketua Pelaksana Forum Multi Stakeholder Corporate Social Responsibility (MSH CSR), bersama peserta Rapat Koordinasi (Rakor) Perencanaan dan Pengembangan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSL), melakukan kunjungan ke tempat Budidaya Maggot yang berada di Jalan Ketingan, Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Rabu (22/5/2024).

Kunjungan tersebut juga dihadiri oleh Ketua DPRD Kutim, Joni, dan disambut langsung oleh Lurah Tirtoadi, Mardiharto. Selain Ketua DPRD Kutim, beberapa dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta perwakilan dari Perbankan dan Perusahaan yang ada di Kutim juga turut hadir pada kunjungan tersebut.

Baca Juga :  DPRD Kutim Masih Terus Menggodok Raperda HIV/AIDS

Mardiharto menyampaikan, budidaya maggot merupakan salah satu gerakan edukasi dalam hal pemanfaatan sampah. Menurutnya, maggot dianggap paling efektif dalam menguraikan sampah, terlebih lagi sampah organik. Selain sebagai solusi terhadap permasalahan sampah, maggot juga dapat menguraikan sampah menjadi pupuk kompos.

“Maggot ini sebagai pengurai sampah organik. Sehingga bisa dipilih sebagai mengatasi solusi sampah organik, maggot memiliki kecepatan yang luar biasa sebagai pengurai. Maggot bisa mengurai sampah organik menjadi kompos dengan cara memakan sampah organik dan kotorannya menjadi pupuk kompos,” paparnya.

Baca Juga :  Pemkab Kutim dan LPPSP UI Menggelar Pelatihan Teknis Tentang Pengelolaan Keuangan BLUD

Ditempat yang sama, Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang mengatakan bahwa maggot dapat membantu dalam pelestarian lingkungan, karena limbah yang telah diurai oleh maggot hasilnya bisa menjadi pakan ternak maupun pupuk.

“Di Kutai Timur sudah ada, namun sampah-sampah untuk maggot itu masih kekurangan. Kedepannya, untuk mengembangkan ini harus benar-benar di studikan dengan baik,” ujar Wabup.

Kasmidi menambahkan, jika para petani yang ada di Kutim ingin membudidayakan maggot, maka dengan senang hati pihaknya akan mensupport kegiatan tersebut.

Baca Juga :  Faizal Rachman Mendorong Restoran dan Rumah Makan untuk Taat Pajak

“Yang pasti, Pemkab Kutim dan pengurus MSH CSR Kutim merasa bangga bisa hadir di tempat ini. Banyak pelajaran berharga yang bisa didapatkan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Maggot Black Soldier Fly (BSF) adalah larva dari jenis lalat besar yang berwarna hitam seperti tawon. Maggot BSF merupakan bentuk dari siklus pertama larva BSF yang melalui tahapan metamorfosis menjadi lalat dewasa. Sementa itu, fase metamorfosa dari maggot BSF biasanya memakan waktu 40 hingga 45 hari. Dimulai dari telur, larva, prepupa, pupa, dan hingga akhirnya menjadi lalat dewasa. (bk)