SANGATTA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur, Faizal Rachaman, mengungkapkan adanya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) sebesar 142 miliar rupiah di Dinas Kesehatan.
Hal ini terungkap dalam rapat pembahasan rancangan peraturan daerah mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang berlangsung di Ruang Hearing DPRD Kutim pada Selasa (25/06/2024). Faizal menyatakan bahwa SILPA yang signifikan ini menimbulkan pertanyaan mengenai penggunaan anggaran di Dinas Kesehatan.
“Kita tadi menanyakan kenapa ada SILPA di Dinas Kesehatan sebanyak 142 miliar,” kata Faizal.
Ia menjelaskan bahwa anggaran sebesar 707 miliar rupiah yang dialokasikan untuk Dinas Kesehatan tidak sepenuhnya digunakan. Sebagian besar SILPA berasal dari anggaran belanja pegawai dan proyek-proyek seperti pembangunan Rumah Sakit Kudungga dan Rumah Sakit Sangkulirang.
“Disampaikan tadi bahwa itu ada Rumah Sakit Kudungga dan Rumah Sakit Sangkulirang,” ujarnya.
Faizal mengungkapkan kekhawatirannya terkait potensi dampak dari SILPA ini terhadap tenaga kesehatan. Ia menekankan bahwa anggaran belanja pegawai seharusnya sudah terukur, dan adanya SILPA sebesar itu menimbulkan pertanyaan mengenai kemungkinan adanya tenaga kesehatan yang belum digaji.
“Yang kita khawatirkan kan ada tenaga kesehatan kita yang tidak digaji. Karena kalau anggaran untuk belanja pegawai sudah terukur, ini kok kenapa SILPA?” terangnya.
Namun, setelah penjelasan dari pihak terkait, Faizal menjelaskan bahwa SILPA besar di belanja pegawai disebabkan oleh pembatalan rencana operasional Rumah Sakit Muara Bengkal.
“Dijelaskanlah bahwa yang SILPAnya besar di belanja pegawai karena rencananya kita mau jalankan operasional rumah sakit yang ada di Muara Bengkal, tapi karena tidak jadi makanya tidak terserap,” jelasnya.
Faizal menekankan bahwa bukan berarti ada tenaga kesehatan yang tidak digaji.
“Oh kalau begitu bukan ada tenaga kesehatan yang tidak digaji tapi memang belum jalan. Anggaran belanja pegawainya sudah disimpan hanya saja belum jalan maka tersilpalah 28 miliaran tadi penjelasannya,” ujarnya.
Faizal memastikan bahwa tidak ada tenaga kesehatan yang tertunda gajinya, melainkan anggaran untuk belanja pegawai sudah disiapkan tetapi tidak digunakan karena operasional rumah sakit yang direncanakan tidak jadi berjalan.
Ia juga meminta penjelasan mengenai sisa SILPA di Rumah Sakit Kudungga dan menyoroti SILPA di bidang peralatan dan mesin yang mencapai sekitar 30 miliar rupiah. “Kenapa ada SILPA di peralatan dan mesin? Peralatan ini kan dibutuhkan, kenapa tidak dilaksanakan?” tanyanya.
Faizal menegaskan pentingnya memastikan anggaran yang tidak terserap tahun ini akan dianggarkan tahun depan jika diperlukan.
“Kalau tidak sempat dibeli tahun ini, anggaran tersebut harus dialokasikan untuk tahun depan. Kalau tidak dibutuhkan, kita bisa alokasikan ke tempat lain,” pungkasnya. (bk)