Batu Ampar – Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim), Mahyunadi, menegaskan bahwa pendidikan merupakan kunci utama dalam menekan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Pelantikan Kepala Desa Pengganti Antar Waktu (PAW) dan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) PAW dari Desa Telaga dan Desa Mugi Rahayu, Kecamatan Batu Ampar, pada Rabu (6/8/2025).
Dalam sambutannya, Mahyunadi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama. Ia menyoroti pentingnya program wajib belajar 12 tahun yang menurutnya harus dipenuhi oleh seluruh anak-anak di Kutim agar mampu bersaing di dunia kerja.
“Jangan sampai ada anak-anak kita yang tidak lulus wajib belajar 12 tahun. Kalau tidak punya ijazah, mereka akan kesulitan bersaing di dunia kerja. Maka pendidikan ini wajib kita perjuangkan,” tegas Mahyunadi.
Selain menyoroti pentingnya pendidikan, dalam kesempatan tersebut Wabup Mahyunadi juga menjelaskan penyebab keterlambatan pencairan anggaran pembangunan di sejumlah desa. Ia mengakui adanya kendala dalam realisasi program akibat masa transisi kepemimpinan daerah serta terjadinya pergeseran anggaran.
Menurutnya, kondisi tersebut berdampak pada belum optimalnya pelaksanaan program-program pembangunan yang telah dirancang sebelumnya.
“APBD kita dari yang awalnya 11 triliun, hanya bisa dimanfaatkan 7,6 triliun setelah dikurangi pembayaran utang dan defisit. Jadi memang ada keterlambatan realisasi,” jelasnya.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa pemerintah daerah terus berupaya mempercepat penyerapan anggaran agar pembangunan di tingkat desa tetap berjalan.
Sebagai bentuk komitmen tersebut, Mahyunadi memastikan bahwa pada tahun 2026 akan ada alokasi tambahan anggaran khusus bagi desa-desa yang terdampak bencana. Salah satunya adalah Desa Batu Timbau Ilir, yang beberapa waktu lalu mengalami musibah kebakaran.
Pemerintah daerah, lanjut Mahyunadi, telah menyiapkan penambahan anggaran hingga Rp1,5 miliar untuk membantu pembangunan kembali rumah-rumah warga yang terdampak.
Di sisi lain, Mahyunadi juga mengungkapkan kedekatan emosionalnya dengan Kecamatan Batu Ampar. Ia menyampaikan bahwa sejak awal pemekaran kecamatan pada 2025, dirinya sudah ikut terlibat sebagai Ketua MPG yang bertugas untuk mempersiapkan berbagai hal sebelum terbentuknya Kecamatan Batu Ampar tersebut.
“Batu Ampar ini punya tempat khusus bagi saya. Bahkan sebelum kakak saya datang, saya sudah lebih dulu di sini menyiapkan semua kebutuhan protokoler waktu pemekaran. Jadi, kalau saya bilang Batu Ampar ini jodoh saya, itu bukan kiasan,” pungkasnya.