Pemkab Kutim Studi Tiru ke SM-art Batik Kulon Progo, Pelajari Inovasi Penggunaan Malam Sawit

oleh -339 views
53

KULON PROGO – Dalam rangka mendorong inovasi dan pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melakukan studi tiru ke sentra produksi batik SM-art Batik yang berlokasi di Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, pada Kamis (7/11/2024).

Rombongan Pemkab Kutim dipimpin oleh Sekretaris Kabupaten (Seskab) Rizali Hadi, yang didampingi oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Teguh Budi Santoso serta Kepala Bidang Kelembagaan UKM Firman Wahyudi. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari inovasi penggunaan lilin berbahan sawit sebagai malam batik, yang dikembangkan oleh SM-art Batik. Inovasi ini berfokus pada pengurangan ketergantungan terhadap lilin parafin yang sebagian besar masih diimpor, dengan memanfaatkan bahan baku dalam negeri yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga :  Pjs Bupati AHK Tekankan Netralitas ASN dan Peran Wartawan dalam HUT ke-7 PWI Kutim

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kutai Timur, Teguh Budi Santoso, menyatakan ketertarikannya terhadap teknologi malam sawit yang diterapkan oleh SM-art Batik. Menurutnya, selain ramah lingkungan, penggunaan malam sawit juga lebih ekonomis. “Kami berharap teknologi ini dapat diadopsi oleh koperasi-koperasi batik di Kutai Timur sehingga produk batik yang dihasilkan lebih bersaing dan ramah lingkungan,” ujar Teguh.

Baca Juga :  Pemkab Kutim Gelar Bimtek Perkuat Kesiagaan Siber untuk Perangkat Daerah

CEO SM-art Batik, Miftahudin Nur Ihsan, menjelaskan keunggulan penggunaan malam sawit dalam produksi batik. Menurutnya, malam sawit tidak hanya lebih aman bagi kesehatan pembatik, tetapi juga lebih mudah diaplikasikan pada kain. “Malam sawit ini lebih nyaman digunakan, karena tidak menimbulkan dampak buruk pada pernapasan seperti halnya lilin parafin,” ungkap Miftahudin.

Baca Juga :  Disdik Kutim Gelar Bimtek Simaksiru

Kepala Bidang Kelembagaan UKM Kutai Timur, Firman Wahyudi, mengapresiasi inovasi yang diterapkan SM-art Batik, yang memanfaatkan sumber daya alam lokal, seperti kelapa sawit. “Ini adalah contoh yang baik bagaimana UKM dapat memanfaatkan sumber daya lokal untuk menciptakan produk unggulan dan memiliki nilai tambah ekonomis,” kata Firman.

Diharapkan, inovasi penggunaan malam sawit ini dapat diterapkan di Kutai Timur, sehingga sektor UMKM, khususnya di bidang batik, dapat berkembang dengan lebih inovatif dan berkelanjutan. (Adv)