SANGATTA – Kabupaten Kutai Timur (Kutim), meski memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah, masih menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan pengelolaannya. Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Kabupaten Kutim, Arief Nur Wahyuni, menyatakan bahwa ketergantungan pada sektor pertambangan perlu dikurangi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Kutai Timur dianugerahi sumber daya alam yang luar biasa. Potensi ini sangat besar, tetapi kita perlu mengurangi ketergantungan pada sektor tambang yang sifatnya tidak dapat diperbarui,” kata Arief Nur Wahyuni di ruang kerjanya.
Untuk itu, ia menyoroti perlunya pengembangan sektor lain seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan. Dengan panjang garis pantai yang dimiliki Kutim, sektor kelautan dinilai memiliki peluang besar untuk mendukung ekonomi daerah jika dikelola dengan baik.
Ia juga menekankan pentingnya hilirisasi SDA, sejalan dengan prioritas pemerintah pusat. Menurutnya, pengolahan SDA menjadi produk bernilai tambah akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
“Pemerintah saat ini sangat fokus pada hilirisasi. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan sumber daya yang ada menjadi produk olahan dengan nilai tinggi,” ungkapnya.
Salah satu potensi yang ia soroti adalah sektor perkebunan sawit di Kutim. Menurutnya, luasnya lahan sawit di Kalimantan Timur merupakan peluang besar untuk pengembangan produk hilir.
“Jika kita mampu mengolah hasil perkebunan, bukan hanya menjualnya dalam bentuk mentah, dampaknya pasti sangat positif bagi ekonomi lokal,” jelasnya.
Dengan diversifikasi sektor ekonomi dan pengembangan hilirisasi, ia optimis Kutim dapat mengurangi ketergantungan pada tambang sekaligus menciptakan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.
“Jika ini berhasil, perekonomian Kutai Timur tidak hanya akan bertumpu pada tambang, tetapi juga berkembang pesat melalui sektor lain,” pungkasnya. (Adv)