APBD Kutim Menurun, DPRD Minta Perusahaan Lebih Aktif Bantu Infrastruktur Daerah

oleh -237 views

SANGATTA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Joni, menyampaikan bahwa penurunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kutim harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Kutim. Menurutnya, keterlibatan pihak ketiga sangat penting untuk menjaga keberlanjutan pembangunan, terutama terkait perbaikan infrastruktur dasar seperti jalan.

Joni mengatakan APBD Kutim mengalami penurunan signifikan sehingga pemerintah tidak dapat menangani seluruh kebutuhan perbaikan infrastruktur sekaligus. Dalam situasi seperti ini, perusahaan yang memanfaatkan fasilitas publik perlu memberikan kontribusi lebih besar.

Baca Juga :  Fraksi PIR Tekankan Pentingnya Langkah Strategis dalam Penyusunan dan Pelaksanaan APBD

“APBD kita menurun drastis. Jadi perusahaan harus punya kesadaran membantu. Mereka juga menikmati infrastruktur yang dibangun pemerintah,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penggunaan jalan umum oleh perusahaan, khususnya perusahaan yang membawa muatan berat, memiliki dampak besar terhadap umur jalan. Oleh karena itu, menurutnya, perusahaan memiliki tanggung jawab moral maupun operasional untuk membantu memperbaiki kerusakan yang terjadi.

Baca Juga :  Yosep Udau Soroti Pentingnya Perbaikan Infrastruktur untuk Kembangkan Pariwisata di Kutim

Joni menegaskan bahwa perbaikan empat kilometer jalan oleh perusahaan APE merupakan langkah yang perlu diapresiasi dan dijadikan teladan. Namun ia berharap tidak hanya APE yang melakukan hal tersebut. Perusahaan-perusahaan lain di sektor perkebunan dan pertambangan diminta terlibat lebih aktif membantu pemerintah daerah menjaga kualitas jalan.

Baca Juga :  Faizal Rachman: Kutim di Usia ke-24 Masih Belum Mencapai Kemandirian Fisik

Ia juga mengimbau pihak perusahaan untuk lebih responsif terhadap keluhan masyarakat. Joni menilai kerja sama antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta menjadi kunci agar pembangunan di Kutim tetap berjalan meski ruang fiskal daerah semakin terbatas.