Sangatta – Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik, dan Persandian (Diskominfo Staper) Kutai Timur (Kutim), Ronny Bonar, menekankan bahwa wartawan masa kini tidak cukup hanya pandai menulis berita. Mereka harus memahami etika jurnalistik, literasi digital, serta mampu menghadapi arus informasi yang bergerak cepat.
Hal itu ia sampaikan saat memberikan sambutan pada pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan yang digelar oleh Diskominfo Staper bekerja sama dengan PWI Kutim, Selasa (18/11/2025).
Menurutnya, peran pers semakin strategis di era transformasi digital. Pemerintah sangat bergantung pada media untuk menyampaikan informasi publik yang akurat dan bertanggung jawab.
“Kualitas informasi publik sangat dipengaruhi kualitas wartawan di lapangan,” ujarnya.
Ronny menjelaskan bahwa UKW bukan hanya sekadar formalitas, melainkan momentum untuk memperkuat profesionalisme dan integritas insan pers. Selain itu, dalam menghadapi isu hoaks dan misinformasi, wartawan harus lebih terampil melakukan verifikasi, memilah sumber, dan menyajikan informasi dengan prinsip kehati-hatian.
Diskominfo Staper Kutim berkomitmen untuk terus memperkuat ekosistem informasi publik yang sehat. Ia menilai, pemerintah dan insan pers merupakan mitra strategis yang saling melengkapi satu sama lain.
“Kami percaya kolaborasi yang baik dengan insan pers akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pembangunan,” ujarnya.
Ia berharap seluruh peserta mengikuti proses uji kompetensi dengan sungguh-sungguh dan menjadikannya kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri. Melalui UKW ini, pemerintah ingin memastikan jurnalisme di Kutai Timur semakin profesional dan adaptif terhadap perkembangan digital.





