Kecamatan Sangatta Utara Merah Lagi, Sebelumnya Sempat Oranye

oleh -956 views
WhatsApp Image 2021 05 24 at 20.25.36
Ilustrasi pemudik saat Libur Hari Raya Idul Fitri yang menjalani pemeriksaan di pos penyekatan, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur.BERITA KUTIM. COM. (poto Ivn)

Berita Kutim.com, Sangatta – Larangan Mudik  pemerintah Waktu  Hari raya Idul Fitri waktu lalu, bertujuan agar meminimalisir mobilisasi warga guna menekan lonjakan penularan Covid-19 di Kutai Timur.

Namun, selang 10 hari setelah hari raya keagamaan, terdapat peningkatan resiko penularan di beberapa kecamatan seperti Bengalon dan Sangatta Utara

Kecamatan Bengalon yang semula zona kuning kini meningkat menjadi oranye.

Begitu pula Kecamatan Sangatta Utara yang sebelumnya sempat turun menjadi zona oranye, kini kembali menjadi zona merah.

Baca Juga :  Festival Sekerat Nusantara Digelar 17 Sampai 23 Juli 2022 di Kecamatan Bengalon

Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur, dr. Bahrani Hasanal mengatakan belum bisa dipastikan adanya peningkatan akibat mobilisasi masyarakat saat Idulfitri, Karena pemudik atau bukan.

“Jadi Belum bisa dipastikan peningkatan zona ini dari aktifitas mudik. Karena jumlahnya sedikit dan baru 10 hari setelah Idulfitri,” ujarnya, Senin (24/5/2021).

Menurutnya, peningkatan yang terjadi di  beberapa kecamatan hanyalah naik-turunnya resiko penularan dan hal tersebut umum terjadi.

Ditambah lagi dengan jumlah peningkatan kasus yang masih terbilang dapat ditoleransi, sehingga pihaknya belum bisa menarik kesimpulan.

Baca Juga :  Cegah Meningkatnya Penyebaran Covid 19, Ketua DPRD Kutim Ajak Masyarakat Dukung PPKM Level 4 Di Kota Sangatta

“Peningkatan yang ini jumlah kasusnya masih sebatas yang kaya kemarin juga. Walaupun meningkat, masih bisa ditolerir,” ucapnya.

Lanjutnya, Ia mengungkap bahwa Kecamatan Sangatta Utara meningkat menjadi zona merah karena jumlah pasien yang dalam kondisi pofitif Covid-19 sebanyak lebih dari 50 orang.

Padahal sebelumnya, kecamatan tersebut sempat mengalami penurunan kasus hingga 46 orang yang menyebabkan perubahan zona menjadi oranye.

“Kan sempat 46 orang, makanya oranye. Tapi naik jadi 54 ini, sehingga menjadi zona merah lagi,” tutur Bahrani.

Baca Juga :  Gelar Rapat, Bupati Kutim Pastikan Stok Pangan dan Bahan Pokok Penting Lainnya Aman

Peningkatan yang tidak signifikan ini yang membuat pemerintah belum bisa memastikan mobilisasi masyarakat selama pelarangan mulai menunjukkan dampak.

Ia juga berharap lonjakan penularan Covid-19 di Kutai Timur jangan sampai terjadi mengingat kondisi kesehatan dan ekonomi sudah mulai pulih.

“Kita belum bisa ambil kesimpulan karena masa inkubasi itu kan bisa 2 minggu. Jadi ya sekitar tanggal 26 atau 27 Mei, itu baru mulai kalau ada peningkatan,” tutupnya.( IVN ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *