DPMPTSP Kutim Gelar Laporan Awal dan FGD IPRO

oleh -38 views
459190710 1210690946902179 3910445155834792392 n e1726145060344

SANGATTA – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kutai Timur (Kutim) mengadakan kegiatan Laporan Awal dan Focus Group Discussion (FGD) Investmen Project Ready to Offer (IPRO) 2024 di Hotel Royal Victoria Sangatta, Kamis (12/9/2024).

Kegiatan tersebut ditujukan untuk melaksanakan penyusunan Project Prospectus IPRO komoditas turunan dari kelapa sawit yang berbasis kimia (Oleochemical) di Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK).

Dalam kesempatan tersebut, Kepala DPMPTSP Kutim Darsafani menyebut banyak sekali produk turunan Kelapa Sawit yang dapat dikembangkan, tentunya Pemerintah Kutai Timur sangat membutuhkan peran serta pihak Perusahaan/swasta untuk dapat mengembangkan industri hilirisasi salah satunya melalui investasi.

Baca Juga :  Pastikan Bus Laik Jalan, Dishub Kutim Ramchek di Terminal Sangatta

“Kutim memiliki Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK), dimana di KEK MBTK sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Strategi penyangga IKN yang memiliki lahan Clear and Clean seluas 509,496 Ha, Sewa lahan yang murah setelah free 4 tahun,” ujar Darsafani.

Selanjutnya disampaikan, sistem operasional dan regulasi yang mendukung terciptanya iklim investasi yang kondusif melalui Peraturan Daerah yang mengatur pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal dan dukungan pengelolaan KEK yang semakin mudah dan efisien, Infrastruktur jalan yang merupakan akses utama menuju kawasan akan terus dibenahi melalui Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pemerintah Pusat.

Baca Juga :  Satlantas Polres Kutim Pasang Rambu di Daerah Rawan Kecelakaan

“Saya berharap, Investment Project Ready To Offer (IPRO) ini dapat menjadi salah satu acuan investor ketika melihat penawaran proyek investasi yang clear and clean yang siap untuk ditawarkan kepada investor,” harap mantan Kadis Koperasi dan UKM ini.

Lebih lanjut ia menambahkan, komunitas turunan kelapa sawit berbasis makanan (oleofood) berupa pabrik minyak goreng dan komunitas turunan kelapa sawit berbasis kimia (oleochemical) berupa pabrik biosolar.

Baca Juga :  Tingkatkan SDM, Kominfo Staper Kutim Ikutkan Aparaturnya di House Training Jurnalistik

Oleh karena itu, kata ia, Pemkab Kutim membuka pintu investasi sebesar-besarnya bagi para investor yang ingin berinvestasi di Kutai Timur, khususnya di KEK MBTK.

“Pemkab Kutim akan terus mendorong dan merangsang pertumbuhan investasi serta menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui Kebijakan, regulasi dan keterbukaan infromasi yang memberikan kemudahan dalam berinvestasi,” pungkas Darsafani

Kegiatan yang diikuti oleh Perangkat Daerah dan perusahaan swasta menjadi narasumber FGD dari PT Sucofindo yaitu, Sampor Ali dan Rabiatul Adawiyah.