DPRD Kutim Dorong Pembangunan Sport Center Bertaraf Nasional: Fasilitas Atlet hingga Hotel Masuk Rencana

oleh -76 views

Sangatta – Anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Pandi Widiarto, menegaskan bahwa pengembangan kawasan Sport Center Kudung merupakan salah satu langkah besar pemerintah daerah dalam membangun ekosistem olahraga yang modern, terintegrasi, dan berdaya saing tinggi. Kawasan ini diproyeksikan tidak hanya menjadi pusat aktivitas olahraga masyarakat, tetapi juga menjadi pusat pembinaan atlet profesional dan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang baru bagi Kutim.

Pandi menyampaikan bahwa Sport Center Kudung merupakan program jangka panjang yang telah masuk dalam agenda prioritas pembangunan, mengingat besarnya potensi ekonomi dan sosial yang bisa dihasilkan. “Kawasan sport center ini punya potensi ekonomi yang besar. Dari semua program pemerintah, salah satu yang bisa memberikan feedback langsung ke PAD adalah pengembangan sport center,” ujarnya.

Kawasan 52–58 Hektare Dirancang Menjadi Kompleks Olahraga Terlengkap
Sport Center Kudung dibangun di atas lahan seluas 52 hingga 58 hektare, sehingga memungkinkan hadirnya fasilitas olahraga yang lengkap dan bertaraf profesional. Fasilitas yang direncanakan antara lain stadion mini, lapangan latihan sepak bola, lapangan atletik, gedung olahraga multifungsi, pusat kebugaran, lintasan lari, kolam renang, hingga ruang istirahat atlet yang standar nasional. Bahkan, pemerintah juga mempertimbangkan pembangunan hotel atau wisma atlet untuk mendukung pemusatan latihan (TC) jangka panjang.

Baca Juga :  Anggota DPRD Kutim Ingatkan Panitia Tak Main-main dengan Anggaran

Menurut Pandi, pembangunan ini tidak harus sebesar Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, namun standar dan kelengkapannya minimal harus setara dengan Komplek Olahraga Sempaja di Samarinda yang selama ini menjadi rujukan regional.

“Tidak perlu sebesar GBK, tapi paling tidak seperti komplek olahraga Sempaja, itu sudah sangat mencukupi dan bisa menjadi pusat kegiatan olahraga masyarakat sekaligus pusat kompetisi daerah,” jelasnya.

Salah satu gagasan besar yang juga disorot Pandi adalah pendirian sekolah olahraga bertaraf internasional di Kutai Timur. Ia menilai, pembangunan sport center tidak akan maksimal jika tidak dibarengi pembinaan atlet sejak usia dini melalui pendidikan formal yang terstruktur.

Dalam pembahasan Peraturan Daerah (Perda) Keolahragaan bersama pemerintah daerah dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), konsep sekolah olahraga ini menjadi salah satu poin penting. Sekolah tersebut diharapkan tidak hanya menjadi tempat belajar akademik, tetapi juga pusat pelatihan atlet muda berbakat dengan kurikulum olahraga yang dirancang khusus.

Baca Juga :  Paripurna ke 18, Faizal Rachman Sampaikan Pandangan Umum Fraksi PDIP Terkait Rancangan KUA-PPAS APBD 2024

“Harapannya, tahun depan fasilitas penunjang sudah mulai dipenuhi melalui skema multiyears. Setelah infrastruktur selesai, kita bicara tentang pematangan SDM, mental atlet, hingga kurikulum olahraga yang akan diterapkan,” tegas Pandi.

Ia menambahkan bahwa keberadaan sekolah olahraga juga akan membuka jalan bagi Kutim untuk memiliki atlet-atlet unggulan yang dapat bersaing di tingkat nasional bahkan internasional dalam berbagai cabang olahraga.

Lebih dari sekadar sarana olahraga, Sport Center Kudung diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Pandi menjelaskan bahwa kawasan tersebut nantinya akan menarik berbagai kegiatan seperti event olahraga, turnamen, pameran, bazar UMKM, hingga kegiatan komersial lainnya.

Dengan banyaknya kegiatan yang berpotensi diselenggarakan, pemerintah menilai peluang pemasukan PAD dari sektor retribusi, penyewaan fasilitas, hingga kerja sama event organizer dapat meningkat secara signifikan.

“Pengembangan sport center harus dipandang sebagai lokomotif baru ekonomi daerah, bukan hanya tempat olahraga,” ujarnya.

Selain itu, kawasan sport center juga akan mendorong munculnya sektor pendukung seperti usaha kuliner, penginapan, jasa transportasi, hingga toko perlengkapan olahraga. Semua itu diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat, serta menciptakan area publik yang nyaman dan representatif.

Baca Juga :  Reses Arang Jau, Masyarakat Minta Optimalkan Sektor Pariwisata dan Kesehatan

Pandi menegaskan bahwa tujuan akhir dari pembangunan ini adalah menciptakan ekosistem olahraga modern di Kutim. Ia menginginkan agar Sport Center Kudung menjadi pusat pembinaan atlet yang profesional dan berkelanjutan, dengan dukungan fasilitas yang memadai, pelatih bersertifikat, serta program pelatihan yang konsisten.

“Ini bukan hanya soal bangunan, tetapi tentang masa depan olahraga Kutim. Kita ingin menciptakan ekosistem olahraga yang profesional, berkelanjutan, dan bisa melahirkan atlet unggul yang membawa nama daerah ke level lebih tinggi,” ucapnya.

Selain itu, kawasan ini juga akan menjadi ruang bagi masyarakat umum untuk beraktivitas sehat, mulai dari jogging, senam, hingga rekreasi keluarga. Pandi menyebut, sport center bukan hanya milik atlet, tetapi milik seluruh masyarakat Kutai Timur.

Saat ini, DPRD dan pemerintah daerah terus melakukan pematangan perencanaan, baik dari sisi anggaran, desain fasilitas, maupun regulasi pendukung. Skema multiyears dipilih agar pembangunan dapat berlanjut tanpa terhenti setiap tahun anggaran.

“Pembangunan sport center memerlukan komitmen jangka panjang. Karena itu, perencanaan harus matang dan setiap fasilitas yang dibangun harus benar-benar berdampak,” Jelasnya.