Perbandingan Hak Asasi Perempuan di Iran Sebelum dan Sesudah Revolusi Islam

oleh -458 views
1111
Foto : Shah dan Khomeini (Sumber: https://www.middleeasteye.net)

BERITAKUTIM.COM – Letak hak asasi perempuan di dalam Revolusi Islam apakah sesuai dengan apa yang diharapkan wanita Iran?

Revolusi Islam yang terjadi di Iran pada tahun 1979 memberikan perubahan yang sangat besar untuk negara Iran. Di Bawah kekuasaan Reza Pahlevi perempuan di kekuasaanya memiliki hak untuk memilih dan dipilih di parlemen bahkan banyak perempuan di masa kekuasaanya menjadi lebih terpelajar. Keputusan golongan perempuan untuk mendukung Khomeini dalam revolusinya guna memberikan mereka kesempatan lebih besar dalam hak mereka malah mengakibatkan kemunduran yang sangat besar dalam pemerolehan hak mereka. Hal tersebut kemudian menjadi pertanyaan sendiri mengapa hak perempuan lebih terjatuhkan pasca revolusi.

Sebelum Revolusi Islam mengubah negara Iran secara drastis, banyak perempuan Iran berpartisipasi sebagai anggota masyarakat dan budaya pada umumnya. Para perempuan di Iran didorong untuk mengenyam pendidikan. Wanita dan pria bercampur dengan bebas, dan kesempatan pendidikan bagi wanita sangat diperluas. Organisasi hak-hak wanita seperti Organisasi Wanita Iran, Partai Wanita, Organisasi Wanita Demokratik, dan Gerakan Progresif Wanita akhirnya berhasil dalam upaya hak pilih mereka ketika Pahlevi memberi mereka hak untuk memilih dan terpilih menjadi anggota parlemen pada 26 Februari, 1963.

Dalam pemilihan parlemen pada tahun 1963, enam wanita terpilih, sementara dua lainnya diangkat ke Senat oleh pemerintah sendiri. Sebelum Revolusi Islam Iran pada 1979, perempuan Iran memperoleh hak yang hamper sama dengan perempuan di belahan dunia lain. Ratusan perempuan bertugas di dewan lokal terpilih dan jutaan orang bekerja, termasuk sebagai hakim, pegawai negeri, duta besar, dan petugas polisi.

Setelah Revolusi Islam Iran yang terjadi pada tahun 1979, ketika Khomeini menggulingkan Shah Iran. 70 tahun kemajuan dalam hak-hak perempuan Iran yang telah mereka raih seketika dihancurkan dalam semalam. Meskipun keadaan secara bertahap menjadi lebih baik bagi wanita di Iran dalam empat puluh tahun sejak Revolusi Islam, hak-hak wanita di Iran masih belum pulih bahkan ke titik sederhana yang mereka capai sebelum 1979.

Baca Juga :  Merintis Jalan Baru: Regulatory Sandbox Fintech SyariahMendorong Pertumbuhan Ekonomi

Lantas jika setelah revolusi islam terjadi kemunduran pada hak asasi perempuan mengapa perempuan saat itu juga turut mendukung revolusi? Seperti yang terlihat, Revolusi Islam yang terjadi pada tahun 1979 memunculkan massa perempuan Iran yang berdemonstrasi untuk penghapusan monarki dan menggantinya menuju republik Islam. Mereka percaya bahwa republik Islam akan memberi mereka kesetaraan total, menghilangkan semua hambatan yang ada bagi partisipasi perempuan dalam urusan negara, bahkan dapat melebihi apa yang mereka capai sebelum revolusi islam. Tapi dalam kegembiraan revolusi tersebut, tidak ada yang memperhatikan apa yang telah dikatakan oleh Khomeini di Paris saat itu. Khomeini mengatakan pada revolusi islam tentunya perempuan akan memiliki peran dalam masyarakat tetapi peran tersebut dalam kerangka Islam.

11111

Foto: Protes Wanita Iran Terkait Kebijakan Wajib Hijab(Sumber https://luna.manchester.ac.uk/)

Keinginan dalam meraih kesempatan yang lebih besar saat revolusi islam runtuh sepenuhnya ketika yang para perempuan Iran alami ialah kemunduran secara telak. Dalam penulisan jurnal tersebut, dijabarkan beberapa isu pokok seperti diskriminasi dalam hukum, politik, edukasi, pekerjaan, hak nasionalitas bahkan pernikahan dan urusan rumah tangga. Dituliskan bahwa testimoni perempuan dalam masalah hukum hanya dinilai setengah pembuktian dari testimoni pria, pembela hak asasi perempuan yang kerap ditangkap tanpa pemberitahuan, kekuasaan perempuan di parlemen yang dibatasi, kehamilan yang menjadi faktor kerugian di tempat kerja, nationality iran hanya dapat diberikan kepada seseorang yang lahir dari ayah Iran dan bukan ibunya, dan tentunya perempuan yang sudah menikah tidak dapat memasuki sekolah sama yang dimasukki perempuan yang belum menikah.

Baca Juga :  PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN KOREA SELATAN YANG BERTOLAK BELAKANG DENGAN KOREA UTARA

Jika kita membandingkan kedua hak asasi perempuan pada sebelum dan sesudah revolusi islam mungkin ungkapannya yang tepat ialah bagaikan keluar dari mulut buaya dan masuk ke mulut singa. Hal tersebut saya nyatakan karena dapat kita lihat bahwasanya pada sebelum revolusi islam terdapat dorongan dari pemerintah sendiri untuk mengenakan jilbab biasa daripada jilbab panjang tradisional. Lama-kelamaan dorongan dari pemerintah tersebut kemudian berubah menjadi penghapusan jilbab secara resmi. Terlihat seperti kemenangan untuk perempuan namun juga tragedi karena pada dasarnya itu hanya merenggut hak perempuan untuk memilih.

Masalah tersebut juga tidak jauh beda dengan setelah revolusi islam, karena saat revolusi islam alih-alih penghapusan cadar ataupun kerudung , perempuan berakhir dengan pilihan mutlak peemerintah yang mewajibkan pemakaian jilbab terlepas dari agama yang mereka percayai.

Perempuan di Iran bukannya menentang jilbab, namun lebih tepatnya mereka menentang fakta bahwa memakai jilbab adalah wajib. Mereka percaya bahwa mereka pada dasarnya mereka seharusnya bebas mengenakan apapun yang mereka inginkan. Dari perampasan kebebasan tersebut, sejumlah perempuan menjalani hukuman berat di penjara hanya karena mereka membuka jilbab di jalanan ataupun menyatakan bahwa mereka menentang praktik yang diwajibkan.

Dari sisi pandang saya sendiri sebagai pemeluk agama islam, penerapan yang dilakukan oleh Khomeini terhadap hak asasi perempuan sudah melenceng jauh dari apa yang telah diajarkan. Secara umum Islam meningkatkan status perempuan dibandingkan dengan budaya Arab sebelumnya, bahkan dalam islam tersendiri mengakui kepribadian penuh perempuan. Bahkan seperti yang tertera pada sejarah islam umumnya meskipun tidak ada perempuan yang memegang gelar agama dalam Islam, tetapi banyak perempuan pada masa itu yang memegang kekuasaan politik. Baik Pria dan perempuan mereka setara dalam Islam. Dalam beberapa kasus mungkin pria memiliki lebih banyak kemampuan, tetapi tanggung jawab yang mereka miliki juga lebih besar.

Baca Juga :  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Menggunakan Jasa Perbankan Syariah

Jika kita menyesuaikan dengan tanggung jawab ini, kita dapat melihat keduanya memiliki kualitas dan keunggulan yang persis sama dalam Islam. Pria secara fisik lebih kuat daripada perempuan dan karena itulah mereka diharuskan melindungi perempuan dalam urusan yang membutuhkan kekuatan. Perempuan sendiri memiliki daya tahan, kepekaan dan kesabaran yang lebih besar daripada pria, tetapi juga memiliki tanggung jawab yang lebih tinggi ketika karakteristik ini diperlukan.

Namun dalam kasus setelah revolusi islam ini, Iran dibawah kekuasaan Khomeini sangat mengacuhkan pentingnya peran perempuan dan hanya berpikiran akan fokus perempuan sebagai istri dan ibu rumah tangga, berbeda dengan kekuasaan Pahlevi yang menyadari akan pentingnya peran perempuan dalam negara itu sendiri.

Akhir kata, perempuan juga memiliki kendali penuh atas aktivitas pribadi dan individu mereka sendiri. Hal tersebut didasarkan pada Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 234. Akibatnya, perempuan memiliki kemandirian mereka sendiri dalam menjaga dan membela hak-hak individu dan publik mereka dan mencapai tujuan mereka mereka dapat menggunakan sumber apapun yang mereka inginkan. Dan jika kita merujuk pada Al-Quran lagi. dijelaskan secara jelas bahwa citra perempuan yang terpuji adalah perempuan yang memiliki kemandirian, memiliki hal berpolitik, dan kritis dalam apa yang dihadapinya. Bukti dari hal tersebut sudah tertuang dalam Al-Qur’an Surat An-Naml ayat 29-44. Sehingga tindakan Khomeini sangatlah tidak mencerminkan posisi perempuan dalam kerangka islam sesungguhnya.

Sumber:

Ceasefire Center For Civilian Rights, et al. ”Beyond The Veil: Discrimination Against Women In Iran” Minority Rights Group International, no 1

https://www.wilsoncenter.org/article/reconstructed-lives-women-and-irans-islamic-revolution $ 

https://share.america.gov/before-and-after-1979-womens-rights-in-iran/#:~:text=Before%20the%20Iranian%20Islamic%20Revolution,other%20parts%20of%20the%20world.&text=But%20the%20harsh%20reality%20for,in%20all%20matters%2C%20including%20employment



http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t125/e251

https://medcraveonline.com/AHOAJ/the-concept-of-responsibility-of-men-and-women-in-islam.html
Al-Quran, Surat An-Naml ayat 29-44 dan Surat Al-Baqarah ayat 234

Penulis: Salsabila