SANGATTA – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-45 Tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) resmi dibuka di Alun-alun Bukit Pelangi, Sangatta, Kutai Timur, pada Minggu malam (14/7/2025). Ribuan warga memadati lokasi untuk menyaksikan acara yang penuh nuansa religius dan meriah.
Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, didampingi Wakil Gubernur Seno Aji dan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, serta Wakil Bupati Mahyunadi, membuka acara tersebut dengan simbolis pemukulan bedug. Acara tersebut menandai dimulainya ajang yang tidak hanya sebagai kompetisi, tetapi juga sarana memperkuat nilai-nilai Islam di tengah masyarakat Kaltim.
“Kesuksesan acara ini merupakan hasil kolaborasi dan semangat kebersamaan yang patut diapresiasi,” ujar Rudy dalam sambutannya.
Gubernur Harum, sapaan akrab Rudy, menekankan bahwa MTQ lebih dari sekadar lomba membaca atau menghafal Al-Qur’an. MTQ adalah sarana untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan pembinaan umat. Ia juga menyoroti pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dalam menghadapi tantangan pembangunan, terutama dalam konteks Kaltim yang kini menjadi bagian dari pusat perhatian nasional dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Tahun ini pelaksanaan MTQ terasa istimewa. Di tengah berbagai tantangan, Kaltim tetap menjaga ruh spiritual dan budaya keislaman sebagai bagian dari jati diri masyarakatnya,” ucap Rudy.
Ia berharap MTQ dapat menghasilkan generasi Qur’ani yang tidak hanya fasih dalam membaca dan menghafal, tetapi juga mampu mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyampaikan rasa bangganya karena Kutim dipercaya menjadi tuan rumah MTQ ke-45. Ia menegaskan pentingnya ajang ini untuk memperkuat karakter dan spiritualitas, khususnya generasi muda yang ada di Kutai Timur.
“Ini bukan sekadar ajang seremonial, tapi bentuk nyata dari komitmen kita menjaga dan menghidupkan nilai-nilai luhur Al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat,” kata Ardiansyah.
MTQ ke-45 di Kaltim diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga simbol persatuan dan penguatan identitas keislaman di tengah dinamika pembangunan daerah.