Sangatta – Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, menceritakan pengalamannya mengikuti arung jeram di berbagai daerah di Indonesia sejak 2010. Cerita itu ia sampaikan spontan saat membuka Open Tournament Arung Jeram Dispora Cup Kutai Timur 2025.
Bupati mengungkap bahwa ia telah menjajal jalur-jalur arung jeram di Malang, Bali, Surabaya, Jawa Tengah hingga perjalanan terakhirnya pada 2015.
“Saya hampir setiap tahun melakukan arung jeram. Fun saja, tidak ikut lomba, tapi saya menikmati,” ujarnya.
Ia juga membandingkan tantangan di Sungai Sangatta dengan lokasi-lokasi tersebut. Menurutnya, jeram di Kutim tidak kalah ekstrem.
“Jeram yang kita lewati di Sungai Sangatta itu menantang. Kadang ada turunan 3-4 meter, luar biasa,” ucapnya.
Salah satu momen yang ia ceritakan adalah ketika panitia Porprov 2018 menawari dirinya untuk mencoba jalur yang akan digunakan atlet. Ia awalnya ragu soal keamanan karena Sungai Sangatta terkenal memiliki populasi buaya. Namun setelah dijelaskan bahwa buaya tidak berada di jeram deras, ia menyetujui percobaan tersebut.
“Akhirnya saya ikut. Dua perahu waktu itu sebelum Porprov dimulai. Aman. Tidak terjadi apa-apa,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa pengalaman tersebut memperkuat keyakinannya bahwa jalur arung jeram di Kutim sangat layak dikembangkan. “Hampir sama dengan yang saya coba di daerah lain. Tidak kalah,” katanya.
Bupati menutup ceritanya dengan nada ringan dan humor, menyatakan ia selalu siap jika kembali diajak mengarungi sungai.
“Bagaimana kalau kita arung jeram lagi? Jawaban saya sederhana: siapa takut,” tutupnya.
