Ronny Bonar: Tujuan Smart City Bukan Hanya Soal Penggunaan Teknologi, Tapi Dampak Nyata Bagi Masyarakat

oleh -570 views
e159e530 8b55 4004 b3c9 246e9ae76c95

Sangatta – Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo Staper) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menargetkan program Smart City 2025 mampu mempercepat peningkatan kualitas layanan publik dan tata kelola pemerintahan daerah.

Kepala Diskominfo Staper Kutim, Ronny Bonar, menyampaikan bahwa sosialisasi Smart City bukan sekadar agenda formal, tetapi langkah awal membangun pemahaman bersama agar pelaksanaan program ini tepat sasaran dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

Menurutnya, Smart City harus dipahami sebagai perubahan cara kerja pemerintah dalam memberikan pelayanan, bukan hanya soal penggunaan aplikasi atau teknologi.

“Tujuan utama Smart City adalah membuat layanan publik lebih cepat, mudah, dan terintegrasi. Masyarakat harus merasakan dampaknya, bukan hanya melihat spanduk atau slogan,” ujarnya saat ditemui usai kegiatan sosialisasi program Smart City yang berlangsung di Hotel Victoria Sangatta, Senin (10/11/2025).

Ronny berharap seluruh perangkat daerah dapat menangkap esensi program ini dan menyesuaikan rencana kerjanya agar sejalan dengan arah transformasi digital. Ia menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci keberhasilan, oleh karena itu perlu keterlibatan aktif dari pihak swasta, akademisi, dan masyarakat untuk mendukung ekosistem Smart City yang berkelanjutan.

Selain peningkatan layanan, lanjut Ronny, program ini diharapkan dapat menumbuhkan budaya kerja berbasis data dan inovasi. Ia ingin Smart City tidak berhenti pada penyediaan platform digital, tetapi juga diikuti penguatan SDM, literasi digital masyarakat, dan keseriusan dalam menindaklanjuti masukan dari forum-forum seperti sosialisasi ini.

“Kalau semua bergerak bersama, saya optimis Kutim bisa mengejar ketertinggalan layanan digital dan justru melompat lebih cepat,” tutupnya.