Perumdam Tegaskan Komitmen Selesaikan Masalah Air Bersih di Desa Singa Gembara

oleh -741 views
aaaa

Sangatta – Masalah distribusi air bersih di Desa Singa Gembara, khususnya di wilayah Bukit Kayangan, masih menjadi perhatian serius. Tiga RT di kawasan tersebut hingga kini belum terjangkau oleh jaringan distribusi air dari Perumdam Tirta Tuah Benua (TTB). Berbagai pihak kini berusaha mencari solusi agar warga segera mendapatkan akses air bersih.

Direktur Utama Perumdam TTB, Suparjan, mengungkapkan bahwa keterbatasan akses menjadi hambatan utama dalam mendistribusikan air ke wilayah tersebut.

Baca Juga :  Sidak BBM di SPBU Sangatta, Kadisperindag Kutim: Tidak Ada Oplosan

“Kalau saya lihat lokasinya memang terisolasi, terbatas oleh area perusahaan. Kalau kita mau ke sana itu harus melewati area terbatas,” ujar Suparjan, Kamis (22/5/2025).

Suparjan menambahkan bahwa penyelesaian masalah ini tidak bisa dilakukan secara sepihak. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, Perumdam, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta perusahaan tambang yang memiliki area di sekitar wilayah tersebut.

Baca Juga :  Permudah Akses Masyarakat, Wabup Kasmidi Resmikan Jembatan Kuning di Desa Suka Rahmat

“Kalau bisa tersambung dengan instalasi kita, itu solusi jangka panjangnya. Tapi tentu harus dapat lampu hijau dari perusahaan agar pipa bisa melintas,” jelasnya.

Perumdam juga menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan masalah ini. Suparjan menyatakan bahwa pihaknya siap membangun komunikasi yang lebih intensif dengan berbagai pihak agar layanan air bersih dapat menjangkau warga yang selama ini terpinggirkan.

Baca Juga :  Pastikan Stok Aman dan HET LPG 3kg Stabil, Pemkab Kutim Gelar Rakor dengan Para Agen

“Saya kira bisalah. Apa yang enggak bisa kalau dibicarakan. Selama ada kemauan, masih bisa dicari jalan keluarnya,” tegasnya.

Namun, Suparjan juga mengingatkan bahwa Perumdam tidak bisa sembarangan mengoperasikan infrastruktur yang belum memenuhi standar teknis. Ia menolak menerima aset jaringan yang berpotensi menimbulkan masalah baru di kemudian hari.